JURNAL MONOLOG: Refleksi Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Gregorius Ganggur
Gregorius Ganggur
CGP Angkatan 3, Kabupaten Manggarai

Pada kesempatan ini Penulis ingin berbagi dengan pembaca terkait materi pembelajaran modul 3.1 Pendidikan Guru Penggerak. Modul yang dapat diakses melalui Learning Management System (LMS) Calon Guru Penggerak membahas Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran. Sebagaimana tujuan mulia dari Program Pendidikan Guru Penggerak adalah menyiapkan Pemimpin pembelajaran Pendidikan Indonesia masa depan yang tentunya memberikan kemerdekaan belajar sehingga terwujudnya Profil Pelajar Pancasila.

Dalam modul 3.1 Calon Guru Penggerak mempelajari konsep pengambilan keputusan yang tentunya akan memberikan dampak baik tanpa merugikan pihak atau golongan tertentu. Agar sebuah keputusan yang diambil tidak keliru, seorang Calon Guru Penggerak diarahkan untuk memahami nilai-nilai kebajikan universal yang dapat menjadi rujukan atau acuan dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Nilai-nilai dimaksud umumnya sudah melekat dalam diri atau individu. Nilai-nilai kebajikan itu tentu akan memberikan dampak dalam pegambilan keputusan. Nilai-nilai tersebut juga dalam situasi tertentu akan memberikan sebuah pertentangan dalam diri seorang pengambil keputusan.

Dalam teori materi di modul ini dikenal dengan istilah Dilema Etika dan Bujukan Moral. Dilema Etika adalah sebuah situasi dimana seorang pengambil keputusan berada di antara dua sitausi benar lawan benar. Sementara, bujukan moral adalah seorang pengambil keputusan berada di antara situasi benar lawan salah. Sebagai guru, tentu kita tidak bisa menghindar dari situasi-situasi tersebut.

Oleh karena itu, memahami prinsip-prinsip berpikir dalam pengambilan keputusan adalah hal yang tidak boleh diabaikan oleh seorang pengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Prinsip berpikir tersebut adalah berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan dan berpikir berbasis rasa peduli. Selain memahami prinsip berpikir, seorang pengambil keputusan juga diarahkan agar memahami paradigma yang akan terjadi dalam sebuah kasus atau permasalahan yang terjadi. Setelah memahami paradigma Penulis dituntut untuk memahami Sembilan (9) Langkah pengambilan dan pengujian keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Keseluruhan materi pembelajaran modul 3.1 tentu akan sangat bermanfaat manakala, Penulis mampu mentrasferkannya kepada semua warga sekolah dimana dia mengabdi. Langkah konkrit untuk mentransfer dan menerapkan di lingkungan sekolah tentu adalah hal penting yang harus dilakukan. Melalui aksi nyata, berbagi dengan rekan sejawat, berdiskusi dengan pimpinan lembaga adalah hal baik yang Penulis lakukan dalam mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang didapatkan dalam modul ini. Melakukan sosialisasi baik melalui penyampaian lisan, tulisan atau melalui media sosial dan atau melaui webinar adalah hal lain yang menurut Penulis penting dalam menyebarluaskan konsep-konsep pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Mengajak rekan sejawat untuk turut ambil bagian dalam program ini adalah cara Penulis dalam berbagi kemanfaatan pengetahuan yang diperoleh dalam Program Pendidikan Guru Penggerak.

Untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran sebagaimana hal ini penting untuk dilakukan saat ini, langkah awal yang perlu dilakukan adalah melakukan pendalaman materi terkait Dilema Etika atau Bujukan Moral, tiga (3) Prinsip Pengambilan Keputusan, empat (4) Paradigma Pengambilan Keputusan, dan sembilan (9) Langkah Pengujian pengambilan Keputusan. Hal tersebut tentunya penting bagi Penulis agar mampu menerapkannya melalui aksi nyata dalam menghadapi kasus atau persoalan yang terjadi di lingkungan sekolah dimana saya mengabdi. Dalam proses penerapannya tentu tidak semudah menarasikan ide atau rencana dimaksud. Melakukan sosialisasi dan atau berdiskusi baik dengan kepala sekolah, rekan sejawat, dan atau rekan sejawat dalam komunitas adalah langkah baik dalam mencapai rencana yang dikehendaki.

Penerapan terhadap Pengambilan Keputusan terhadap persoalan yang dihadapi oleh siswa di kelas tentu tidak perlu menunggu lama. Menerapkannya di dalam kelas atau pun dalam komunitas kegiatan ekstrakrikuler tidak harus perlu menunggu lama. Hari ini, ketika menghadapi suatu persoalan atau permasalahan dalam pembelajaran Penulis akan langsung menerapkannya. Sementara itu terkait dengan melakukan pengimbasan atau sosialisasi kepada rekan sejawat atau pun komunitas Praktisi saya akan melakukannya setelah menyelesaikan kegiatan Ujian semester VI bagi kelas XII yang akan direncanakan dalam waktu dekat. Kesemuanya itu akan saya coba terapkan dalam bentuk program kegiatan sehingga akan terjadwal dan terencana.

Menerapkan pengetahuan terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran tentu tidak cukup dilakukan sendiri oleh Penulis. Untuk itu, Penulis akan meminta bantuan rekan sejawat, rekan sejawat dalam komunitas dan Calon peserta yang sedang memulai mendaftarkan diri dalam Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6, untuk berkolaborasi melakukan sosialisasi dan menerapkan dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Comments

  1. Saya sangat bangga padamu pak guru. Engkau bkn saja pendidik tapi juga sahabat dan orangtua bagi ank didikmu. Saya yakin ank didikmu menemukan figur seorang guru yg sangat bijaksana dalam diri. Salam hormat untkmu pak guru Grey.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih..semoga hidup ini bisa memberikan makna bagi orang lain...

      Delete
  2. Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pendidikan
    (Sebuah refleksi), sekedar tawaran kae... Slam sukses..

    ReplyDelete
  3. Salut.. Ulasan yang sangat menarik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih atas apresiasi kaka Ni.. masih butuh belajar banyak kaka ibu..

      Delete
  4. Patut disyukuri oleh peserta PGP terkait materi Kepemimpinan dalam Modul di atas. Untuk itu hendaknya peserta PGP lebih khusus lagi penulis di atas, melangkah lebih jauh lagi agar berkompetensi dalam perekrutan Kepsek Sekolah Penggerak. Dengan demikian ilmu yang dipelajari di atas dapat diimplementasikan dengan baik bila BPK/Ibu PGP menjadi seorang pemimpin. Kemampuan seorang Pemimpin dalam mengambil keputusan sangat ditentukan oleh ilmu kepemimpinan yang dimilikinya. Kadang kala ide/gagasan dari rekan sejawat yang baik terkait pengambilan keputusan tidak diterima karena masih minimnya pengetahuan yg dimiliki oleh pemimpin tersebut. Untuk itu diperlukan diskusi internal antara pemberi gagasan dengan Pemimpin sebelum diplenokan gagasan tersebut dengan banyak orang.
    Saya salut dengan pak guru, memberikan refleksi yang mendalam bagi diri saya. Terimakasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Heheheee..bila waktunya tida kaka guru. Saya mau belajar dengan kepala SMA 4 dulu. Terima kasih kaka, apresiasinya.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pentingnya Komunikasi Asertif Dalam Sebuah Relasi Kerja

Mewujudkan Student Agency Melalui Pengelolaan Program Pelatihan Google Workspace for Education